e-media.co.id– Nama Rúben Amorim belakangan santer dikaitkan dengan kursi pelatih Manchester United. Namun di balik popularitasnya bersama Sporting CP, catatan kelam menyertai rumor kepindahannya ke Liga Inggris. Berikut 7 catatan buruk yang jadi sorotan jika ia benar-benar berlabuh ke Old Trafford.
1. Belum Pernah Melatih di Liga Top Eropa
Meski sukses di Portugal, Amorim belum pernah mencicipi kerasnya atmosfer Premier League. Liga Inggris dikenal sangat kompetitif dan menantang, berbeda jauh dengan Liga Primeira. Ini bisa jadi rintangan besar bagi pelatih muda sepertinya.
2. Minim Pengalaman Internasional
Karier Amorim baru bersinar sejak 2020. Dengan usia kepelatihan yang masih muda, banyak yang mempertanyakan apakah ia siap menangani tim sekelas Manchester United yang penuh tekanan dan sorotan dunia.
3. Gagal Bersinar di Kompetisi Eropa
Meski membawa Sporting ke Liga Champions, performa mereka tidak konsisten. Kekalahan telak dari tim-tim besar menunjukkan bahwa taktik Amorim belum terbukti ampuh di level tertinggi Eropa.
4. Belum Terbiasa dengan Tekanan Media Inggris
Media Inggris terkenal tajam dan tanpa ampun. Amorim yang selama ini bekerja di lingkungan media Portugal yang relatif tenang, bisa kewalahan menghadapi tekanan publik dan media yang terus-menerus.
5. Gaya Bermain Kurang Cocok untuk MU
Amorim dikenal mengusung formasi 3-4-3 yang fokus pada penguasaan bola. Sementara MU saat ini masih mencari identitas permainan yang stabil. Gaya taktiknya belum tentu cocok dengan karakter pemain yang ada di skuad Setan Merah.
6. Tidak Terbiasa dengan Jadwal Padat
Premier League memiliki jadwal super padat dan intens, apalagi jika ditambah kompetisi domestik dan Eropa. Amorim belum terbukti bisa mengelola tim dengan ritme pertandingan seintens itu.
7. Ragu Menangani Bintang Besar
Amorim sukses bersama tim muda dan pemain berkembang, tapi MU punya banyak bintang besar dan ego besar. Belum jelas apakah ia punya karisma dan otoritas untuk mengelola ruang ganti yang kompleks.
Penutup
Rúben Amorim memang pelatih muda potensial, tapi Liga Inggris—terutama Manchester United—bukan tempat untuk eksperimen. Catatan kelamnya bisa jadi pengingat bahwa reputasi di liga kecil belum tentu menjamin sukses di panggung besar. MU harus berpikir matang sebelum mengambil risiko.