Mitra Dapur MBG Kalibata Laporkan Yayasan Usai Tak Dibayar Hampir Rp1 Miliar

e-media.co.id – Konflik bisnis kembali mencuat di dunia kuliner ibu kota. Kali ini, Mitra Dapur MBG Kalibata melayangkan laporan resmi terhadap sebuah yayasan yang disebut telah menunggak pembayaran hampir Rp1 miliar. Permasalahan ini mengemuka setelah serangkaian negosiasi antara pihak mitra dan yayasan gagal membuahkan penyelesaian.

Kerja Sama Awal yang Menjanjikan

Dapur MBG Kalibata merupakan salah satu dapur bersama (cloud kitchen) yang tumbuh pesat di kawasan Jakarta Selatan. Dengan konsep kerja sama kemitraan, MBG memfasilitasi berbagai merek kuliner untuk beroperasi di satu tempat yang efisien. Salah satu mitranya adalah sebuah yayasan yang diketahui mengelola beberapa lini usaha makanan dengan berbagai merek.

Pada awal kerja sama, kedua belah pihak sepakat untuk membagi hasil penjualan berdasarkan sistem bagi hasil. Pihak yayasan bertanggung jawab atas operasional dan pengelolaan produk, sementara MBG menyediakan fasilitas dapur serta dukungan pemasaran.

Tunggakan Mencapai Rp960 Juta

Namun, sejak akhir tahun lalu, pihak Mitra Dapur MBG mulai mencium kejanggalan. Pembayaran hasil penjualan dari pihak yayasan mulai tersendat. Hingga April 2025, total tunggakan yang belum dibayarkan tercatat mencapai sekitar Rp960 juta.

Menurut perwakilan MBG Kalibata, pihak yayasan telah diberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan kewajibannya secara bertahap. Namun, tak ada itikad baik yang ditunjukkan. Komunikasi pun makin sulit dilakukan. Bahkan, beberapa kontak dari pihak yayasan dikabarkan tidak merespons permintaan klarifikasi.

Langkah Hukum sebagai Jalan Terakhir

Merasa dirugikan dan tak mendapat kepastian, akhirnya pihak MBG Kalibata menempuh jalur hukum. Laporan resmi telah dilayangkan ke pihak kepolisian dengan dugaan penipuan dan wanprestasi. Pihak kuasa hukum MBG menyatakan bahwa laporan ini bukan hanya untuk kepentingan kliennya, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap mitra usaha lainnya di sektor yang sama.

“Kami harap proses hukum ini menjadi contoh agar pelaku usaha tak semena-mena mempermainkan kewajiban terhadap mitra kerja,” ujar kuasa hukum MBG dalam konferensi pers pada Senin (15/4/2025).

Dampak Terhadap Operasional Dapur MBG

Kasus ini bukan hanya menimbulkan kerugian secara finansial, tetapi juga mengganggu kestabilan operasional Dapur MBG. Beberapa vendor dan pekerja yang sebelumnya terlibat dalam proyek bersama yayasan kini mempertanyakan kepastian pembayaran jasa mereka.

Manajemen MBG menegaskan bahwa dapur tetap beroperasi normal dan tengah melakukan langkah-langkah mitigasi agar kasus serupa tidak terulang di masa depan. Salah satunya adalah dengan memperketat sistem seleksi mitra dan melakukan evaluasi berkala atas performa dan kepatuhan kontraktual.

Ajakan untuk Transparansi dan Profesionalisme

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam dunia usaha, terutama di sektor kuliner yang tengah berkembang pesat melalui konsep cloud kitchen. Kerja sama bisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang komitmen dan kepercayaan.

Pihak MBG Kalibata berharap agar permasalahan ini segera mendapatkan kepastian hukum, serta memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang mencoba menghindari tanggung jawab kontraktual.

Kesimpulan

Kasus antara Mitra Dapur MBG Kalibata dan yayasan terkait adalah contoh nyata betapa pentingnya integritas dalam menjalankan kemitraan bisnis. Dengan nilai tunggakan mencapai hampir Rp1 miliar, langkah hukum dinilai sebagai solusi terakhir untuk mendapatkan keadilan. Masyarakat pelaku usaha pun diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih mitra dan menyiapkan dokumen hukum yang kuat sejak awal kerja sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *