72 Ribu Warga Banten Terinfeksi TBC Andra Soni Serukan Percepatan Pemeriksaan

Pandemi tuberkulosis (TBC) semakin memperburuk kesehatan masyarakat di Provinsi Banten, dengan lebih dari 72 ribu orang terinfeksi. Angka tersebut menunjukkan betapa besarnya ancaman penyakit menular ini di wilayah tersebut. Kondisi ini memicu perhatian dari berbagai pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten, Andra Soni, yang mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan langkah-langkah lebih agresif dalam menangani masalah ini.

Andra Soni menekankan pentingnya mempercepat proses pengecekan kesehatan bagi warga yang berisiko tinggi terpapar TBC, terutama di daerah dengan tingkat prevalensi yang tinggi. Menurutnya, salah satu langkah yang harus diambil adalah dengan mengintensifkan kampanye kesadaran mengenai bahaya TBC dan pentingnya deteksi dini. Dengan deteksi yang lebih cepat, penderita TBC dapat segera mendapatkan pengobatan dan mengurangi risiko penularan ke orang lain.

“Angka 72 ribu adalah angka yang sangat besar. Kita tidak bisa menunggu lagi. Pemeriksaan massal harus dilaksanakan, terutama di daerah-daerah dengan tingkat prevalensi tinggi, seperti di kawasan perkotaan yang padat penduduknya,” ujar Andra Soni dalam sebuah pernyataan.

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh, meskipun paling sering menyerang paru-paru. Gejala utama TBC meliputi batuk berkepanjangan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan secara drastis.

Penyebaran TBC di Banten menjadi perhatian serius karena tingginya angka penularan yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Terlebih lagi, penyakit ini sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya yang mirip dengan penyakit pernapasan lainnya.

Andra Soni juga mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah ini. Ia menyarankan agar warga yang merasakan gejala-gejala TBC segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat dan menjalani pengobatan dengan disiplin untuk mencegah penularan lebih lanjut.

“Pemerintah daerah juga perlu memastikan bahwa fasilitas kesehatan di seluruh Banten dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk menangani kasus TBC ini. Jangan biarkan masyarakat yang terjangkit semakin terlambat mendapatkan pengobatan,” tambahnya.

Selain itu, Andra Soni meminta agar pihak terkait, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, dapat bekerja sama lebih erat dalam memetakan daerah-daerah yang rawan penularan TBC dan melakukan intervensi yang lebih intensif, seperti pemberian vaksin dan pembagian informasi yang lebih luas terkait pencegahan TBC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *