Meski Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Istana tetap menunjukkan sikap optimis. Pemerintah menilai bahwa fondasi ekonomi nasional masih kuat dan kebijakan strategis telah disiapkan untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Dalam laporan terbarunya, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sekitar 5 persen tahun ini — di bawah target pemerintah yang mematok angka 5,2 hingga 5,5 persen. Penurunan proyeksi ini didasari oleh risiko global seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, ketidakpastian geopolitik, dan suku bunga global yang masih tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Presiden menyatakan bahwa proyeksi IMF adalah salah satu referensi, namun tidak mencerminkan seluruh dinamika domestik yang sedang diupayakan. “Kami tetap yakin bahwa dengan konsumsi domestik yang kuat, investasi yang tumbuh, dan proyek strategis nasional, target ekonomi masih bisa dikejar,” ujarnya.
Ekonom menilai, optimisme pemerintah wajar namun harus diiringi kebijakan konkret yang bisa meredam tekanan eksternal. Reformasi struktural, stabilitas fiskal, dan penguatan UMKM disebut sebagai beberapa kunci untuk menjaga pertumbuhan.
Pemerintah juga menegaskan bahwa berbagai program, termasuk hilirisasi industri dan transisi energi, akan terus dijalankan guna memperkuat daya saing ekonomi jangka panjang.