e-media.co.id – c terhadap kemampuan tanaman dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Proses fotosintesis, yang merupakan cara utama tanaman mengonversi CO2 menjadi oksigen dan glukosa, sangat terganggu ketika tanaman mengalami stres akibat kekeringan dan suhu ekstrem.
Pada kondisi normal, tanaman menggunakan air untuk mengangkut nutrisi dan mempertahankan fungsi fotosintesis. Namun, pada saat kekeringan, banyak tanaman mengalami penutupan stomata—pori-pori kecil pada daun yang berfungsi untuk pertukaran gas. Penutupan stomata ini mengurangi masuknya CO2 ke dalam tanaman, yang mengurangi kemampuan fotosintesis dan akhirnya menurunkan kemampuan tanaman untuk menyerap karbon.
Selain itu, gelombang panas dapat menyebabkan kerusakan langsung pada sel tanaman, mempercepat transpirasi, dan mengurangi efisiensi fotosintesis. Suhu yang tinggi juga mempengaruhi enzim-enzim yang terlibat dalam proses ini, menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Tanaman yang terpapar panas ekstrem dalam waktu lama dapat mengalami kelainan pertumbuhan, serta penurunan hasil tanaman, yang berakibat pada penurunan kemampuan mereka untuk menyerap karbon dalam jangka panjang.
Akibatnya, jika fenomena ini terus meningkat, potensi tanaman dalam mengurangi konsentrasi CO2 atmosfer bisa terhambat, memperburuk perubahan iklim.