e-media.co.id – Musim kemarau membawa dampak yang cukup signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah. Salah satu fenomena yang paling terasa adalah suhu yang meningkat pesat, membuat banyak daerah merasa seperti “dipanggang” oleh panas yang terik. Peningkatan suhu ini sering kali diikuti dengan minimnya angin yang bisa meringankan rasa panas, menjadikan cuaca terasa lebih menyengat dan tidak nyaman.
Pada musim kemarau, kelembapan udara cenderung berkurang, dan hujan sangat jarang terjadi. Proses pemanasan oleh matahari berlangsung lebih lama, sementara angin yang biasanya membantu mendinginkan udara justru sangat jarang datang. Akibatnya, udara yang panas menjadi semakin terperangkap di daratan, menyebabkan suhu lingkungan meningkat drastis. Masyarakat yang tinggal di daerah tropis, khususnya, merasakan dampaknya dengan lebih intens, di mana aktivitas luar ruangan menjadi semakin terbatas.
Selain itu, fenomena panas ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kulit yang terpapar panas dalam waktu lama bisa mengalami iritasi atau bahkan dehidrasi. Mereka yang bekerja di luar ruangan, seperti petani atau buruh bangunan, berisiko lebih tinggi terkena heat stroke atau kelelahan akibat panas yang berlebihan.
Musim kemarau juga berpotensi memperburuk kualitas udara, karena minimnya hujan yang biasanya membantu membersihkan udara. Hal ini meningkatkan risiko polusi udara dan memengaruhi kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan.
Sebagai penutup, meskipun musim kemarau membawa tantangan tersendiri, kita harus tetap waspada dan beradaptasi dengan kondisi cuaca yang ada.