e-media.co.id – Penyisiran Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur berujung pada insiden intimidasi yang melibatkan Organisasi Masyarakat (Ormas) terhadap kepala keamanan pasar. Peristiwa ini bermula saat pihak keamanan pasar melakukan penertiban terhadap pedagang yang melanggar aturan, menduduki trotoar dan area yang seharusnya bebas dari PKL. Namun, penertiban tersebut memicu reaksi keras dari beberapa oknum ormas yang merasa terganggu dengan tindakan tersebut.
Pada hari kejadian, kepala keamanan pasar, yang bertugas mengawasi penertiban, menerima ancaman dari anggota ormas yang merasa bahwa penertiban PKL merugikan anggota mereka yang juga berjualan di area tersebut. Intimidasi verbal pun terjadi, dengan ancaman fisik yang semakin meningkat jika pihak keamanan tidak menghentikan penertiban.
Ketegangan ini semakin memanas ketika sejumlah anggota ormas mendatangi kantor keamanan pasar dan melakukan aksi yang tidak hanya menakut-nakuti, tetapi juga berusaha mempengaruhi keputusan pihak pengelola pasar. Pihak keamanan pasar akhirnya meminta bantuan polisi untuk mengamankan situasi dan mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut.
Pihak keamanan pasar, meski berusaha menjaga ketertiban, kerap menghadapi tantangan dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan di lapangan. Keamanan pasar harus tetap menjadi prioritas utama agar perdagangan bisa berjalan lancar tanpa gangguan.
