e-media.co.id – Venus sering disebut “kembaran Bumi” karena ukuran, massa, dan komposisinya sangat mirip. Namun, di balik kesamaan itu, Venus adalah planet yang sangat ekstrem. Suhu permukaannya mencapai lebih dari 460 derajat Celsius, cukup panas untuk melelehkan timah. Meskipun begitu, para ilmuwan menemukan bahwa Venus ternyata masih aktif secara geologis.
Penelitian terbaru dari misi satelit dan model komputer menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang terjadi di permukaan Venus. Citra dari wahana luar angkasa NASA, Magellan, menunjukkan adanya perubahan bentuk di beberapa area yang diduga merupakan bukti letusan gunung berapi. Ini berarti bahwa inti Venus kemungkinan masih panas dan aktif, mirip dengan inti Bumi.
Menariknya, atmosfer Venus sangat tebal dan terdiri hampir seluruhnya dari karbon dioksida, yang menyebabkan efek rumah kaca ekstrem. Awan asam sulfat menyelimuti planet ini, membuatnya tidak mungkin dihuni seperti Bumi. Namun, kondisi ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana efek rumah kaca bisa memengaruhi iklim suatu planet secara ekstrem.
Meski lingkungan Venus tampak tidak bersahabat, mempelajarinya bisa membantu ilmuwan memahami masa depan Bumi. Dengan melihat bagaimana Venus berubah menjadi planet panas dan beracun, para peneliti dapat mengkaji risiko perubahan iklim ekstrem di Bumi.
Kini, dengan rencana misi baru ke Venus oleh NASA dan ESA, pengetahuan tentang planet ini akan semakin dalam. Venus bukan hanya “kembaran jahat” Bumi, tetapi juga laboratorium alam yang bisa mengungkap rahasia penting tentang evolusi planet dan keberlangsungan kehidupan.