TikTok: Medan Pertempuran Baru dalam Propaganda Perang Digital
e-media.co.id melaporkan bahwa lanskap peperangan modern telah bergeser, tak lagi terbatas pada medan fisik. Di era digital ini, platform media sosial seperti TikTok muncul sebagai medan pertempuran baru, di mana narasi dibentuk, opini dipengaruhi, dan propaganda perang disebarkan secara masif. Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan, TikTok menawarkan jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para aktor negara dan non-negara untuk memajukan agenda mereka, seringkali dengan mengorbankan kebenaran dan stabilitas global.
Daya Tarik TikTok sebagai Alat Propaganda
TikTok memiliki beberapa karakteristik unik yang membuatnya sangat menarik sebagai alat propaganda:
- Algoritma yang Adiktif: Algoritma "For You Page" (FYP) TikTok dirancang untuk membuat pengguna tetap terlibat selama mungkin. Algoritma ini mempelajari preferensi pengguna dengan cepat dan menyajikan konten yang sesuai, menciptakan "ruang gema" di mana pandangan yang sama diperkuat berulang kali. Ini membuat pengguna rentan terhadap manipulasi dan indoktrinasi.
- Format Pendek dan Menarik: Video pendek dan menarik secara visual adalah inti dari TikTok. Format ini sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan sederhana dan emosional yang mudah diingat dan dibagikan. Kompleksitas dan nuansa seringkali diabaikan demi dampak emosional yang kuat.
- Jangkauan Luas, Terutama di Kalangan Anak Muda: TikTok sangat populer di kalangan generasi muda, yang seringkali kurang memiliki keterampilan berpikir kritis dan lebih rentan terhadap pengaruh. Ini menjadikan mereka target utama propaganda yang ditujukan untuk membentuk pandangan dunia mereka dan memobilisasi mereka untuk tujuan tertentu.
- Kemudahan Pembuatan dan Penyebaran Konten: TikTok memungkinkan siapa saja untuk membuat dan menyebarkan konten dengan mudah. Ini mempermudah para propagandis untuk menyamar sebagai pengguna biasa dan menyebarkan pesan mereka secara organik.
- Kurangnya Moderasi yang Efektif: Meskipun TikTok memiliki kebijakan terhadap ujaran kebencian dan disinformasi, moderasi konten seringkali tidak efektif, terutama dalam bahasa selain bahasa Inggris. Ini memungkinkan propaganda untuk berkembang biak tanpa terkendali.
Contoh Penggunaan TikTok sebagai Alat Propaganda Perang
Beberapa contoh nyata menunjukkan bagaimana TikTok telah digunakan sebagai alat propaganda perang:
- Konflik Rusia-Ukraina: Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, TikTok telah dibanjiri dengan propaganda dari kedua belah pihak. Rusia telah menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan disinformasi tentang alasan perang, menggambarkan pasukan Ukraina sebagai Nazi, dan meremehkan perlawanan Ukraina. Sebaliknya, Ukraina telah menggunakan TikTok untuk menggalang dukungan internasional, mengumpulkan dana, dan memotivasi rakyatnya untuk melawan.
- Konflik Israel-Palestina: TikTok telah lama menjadi medan pertempuran bagi propaganda pro-Israel dan pro-Palestina. Kedua belah pihak menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan narasi mereka, menyalahkan pihak lain atas konflik tersebut, dan menggalang dukungan untuk tujuan mereka. Konten seringkali sangat emosional dan provokatif, yang memperburuk ketegangan dan polarisasi.
- Perang Informasi Tiongkok: Pemerintah Tiongkok telah dituduh menggunakan TikTok untuk menyebarkan propaganda yang mempromosikan pandangan positif tentang Tiongkok dan meremehkan pandangan negatif. Ini termasuk menyensor konten yang kritis terhadap pemerintah Tiongkok, mempromosikan narasi positif tentang Xinjiang, dan menyebarkan disinformasi tentang asal-usul COVID-19.
Dampak Propaganda Perang di TikTok
Propaganda perang di TikTok memiliki dampak yang merusak:
- Polarisasi dan Radikalisasi: Propaganda dapat memperdalam polarisasi dan radikalisasi dengan memperkuat pandangan yang ekstrem dan menyebarkan kebencian terhadap kelompok lain.
- Disinformasi dan Kebingungan: Propaganda seringkali didasarkan pada disinformasi dan kebohongan, yang dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap media tradisional.
- Mobilisasi untuk Kekerasan: Propaganda dapat digunakan untuk memobilisasi orang untuk melakukan kekerasan, baik secara langsung maupun online.
- Erosi Kepercayaan pada Institusi: Propaganda dapat mengikis kepercayaan pada institusi seperti pemerintah, media, dan ilmu pengetahuan.
- Dampak Psikologis: Paparan terus-menerus terhadap propaganda dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
Tantangan dan Solusi
Menangani propaganda perang di TikTok adalah tantangan yang kompleks. Beberapa solusi potensial meliputi:
- Peningkatan Moderasi Konten: TikTok perlu meningkatkan moderasi kontennya, terutama dalam bahasa selain bahasa Inggris. Ini termasuk menggunakan teknologi AI yang lebih canggih untuk mendeteksi dan menghapus propaganda, serta mempekerjakan lebih banyak moderator manusia yang memahami konteks budaya yang berbeda.
- Pendidikan Literasi Media: Pengguna TikTok perlu dididik tentang cara mengidentifikasi dan mengevaluasi propaganda. Ini termasuk mengajarkan mereka tentang teknik propaganda umum, cara memeriksa fakta, dan cara mencari sumber informasi yang kredibel.
- Kemitraan dengan Organisasi Pengecekan Fakta: TikTok dapat bermitra dengan organisasi pengecekan fakta untuk memverifikasi keakuratan konten dan melabeli konten yang mengandung disinformasi.
- Transparansi Algoritma: TikTok harus lebih transparan tentang bagaimana algoritmanya bekerja dan bagaimana konten dipromosikan atau diturunkan peringkat.
- Regulasi Pemerintah: Pemerintah dapat memberlakukan regulasi yang mewajibkan platform media sosial untuk mengambil tindakan yang lebih kuat terhadap propaganda. Namun, regulasi harus hati-hati untuk menghindari pembatasan kebebasan berbicara yang tidak perlu.
- Counter-Narrative: Membuat dan menyebarkan counter-narrative yang menantang propaganda adalah cara penting untuk melawan pengaruhnya. Ini termasuk mempromosikan kebenaran, membagikan perspektif yang berbeda, dan menyoroti dampak negatif dari propaganda.
Kesimpulan
TikTok telah menjadi medan pertempuran baru dalam propaganda perang digital. Platform ini menawarkan jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para aktor negara dan non-negara untuk memajukan agenda mereka, seringkali dengan mengorbankan kebenaran dan stabilitas global. Menangani propaganda perang di TikTok adalah tantangan yang kompleks yang membutuhkan pendekatan multifaset yang melibatkan peningkatan moderasi konten, pendidikan literasi media, kemitraan dengan organisasi pengecekan fakta, transparansi algoritma, regulasi pemerintah, dan counter-narrative. Hanya dengan mengambil tindakan tegas, kita dapat melindungi pengguna TikTok dari dampak merusak propaganda dan memastikan bahwa platform tersebut digunakan untuk tujuan yang positif dan konstruktif. Penting untuk diingat bahwa perang informasi adalah perang yang dimenangkan dengan pikiran dan hati. Melengkapi diri kita sendiri dengan pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis adalah pertahanan terbaik kita melawan propaganda dan manipulasi.