e-media.co.id – Pemerintah Malta menyatakan niatnya untuk secara resmi mengakui Negara Palestina pada bulan depan. Keputusan ini disebut sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina, khususnya di Gaza, yang terus menghadapi kekerasan dan krisis kemanusiaan berkepanjangan.
Langkah Malta ini sejalan dengan sikap beberapa negara Eropa lainnya yang mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap konflik Israel-Palestina. Perdana Menteri Malta, Robert Abela, menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah bagian dari komitmen Malta untuk mendukung perdamaian yang adil dan solusi dua negara.
“Sudah terlalu lama rakyat Palestina hidup tanpa keadilan dan harapan. Kami tidak bisa lagi diam melihat penderitaan mereka,” ujar Abela dalam konferensi pers.
Transisi menuju pengakuan resmi ini telah dipersiapkan dalam koordinasi dengan negara-negara Uni Eropa lain seperti Spanyol dan Irlandia, yang juga sedang mempertimbangkan langkah serupa. Dukungan internasional untuk kemerdekaan Palestina mengalami peningkatan, terutama setelah meningkatnya jumlah korban sipil dalam konflik terbaru di Gaza.
Pengakuan ini diyakini akan memberi tekanan diplomatik tambahan pada Israel, sekaligus memperkuat posisi Palestina di forum internasional.
Keputusan Malta diharapkan dapat memicu diskusi lebih luas di tingkat internasional mengenai tanggung jawab moral terhadap konflik di Timur Tengah. Meski pengakuan ini tidak otomatis menyelesaikan konflik, banyak pihak menilainya sebagai langkah penting menuju keadilan dan perdamaian jangka panjang.
